Tuesday, 14 October 2014

TUGAS 1 (Softskill) " BAHASA INDONESIA 2 "

KARANGAN ILMIAH, NON ILMIAH, DAN METODE ILMIAH

B.  KARANGAN ILMIAH, NON ILMIAH, DAN METODE ILMIAH
          1.   Karangan Ilmiah
a.      Pengertian Karangan Ilmiah
Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu.

b.      Ciri - Ciri Karangan Ilmiah
1.      Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2.      Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3.      Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4.      Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
ØKejelasan à semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
ØKelogisan à  keterangan yang dikemukakan masuk akal.
ØKelugasan à pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
ØKeobjektifan à semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
ØKeseksamaan à berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
ØKesistematisan à semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
ØKetuntasan à segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.

c.      Tujuan Karya Ilmiah
1.   Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2.    Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
3.   Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
4.    Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
5.      Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

d.      Macam - Macam Karangan Ilmiah
Ø  Karangan Ilmiah Pendidikan :
1.      Paper (Karya Tulis)
Paper atau lebih popular dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya. Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen,
2.      Pra Skripsi
Pra skipsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendpatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau setingkat diploma 3 (D-3).
3.      Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
4.      Tesis
Tesis adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
5.      Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
Ø  Karangan Ilmiah Penelitian :
1.      Makalah Seminar atau Simposium
Makalah seminar adalah karya ilmiah yang berisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikaan dalam forum seminar. Makalah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.
2.      Laporan Hasil Penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relative singkat. Laporan ini bisa dikelompokan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.
3.      Jurnal Penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penelitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (International Standard Serial Number).
                                                                          
            2.      Non Ilmiah
a.      Pengertian Karya Non-Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal) dan satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.

b.      Ciri - Ciri Karya Non Ilmiah
1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
2.      Fakta yang disimpulkan subyektif,
3.      Gaya bahasa konotatif dan populer,
4.      Tidak memuat hipotesis,
5.      Penyajian dibarengi dengan sejarah,
6.      Bersifat imajinatif,
7.      Situasi didramatisir,
8.      Bersifat persuasif,
9.      Tanpa dukungan bukti.

c.      Macam – Macam Karya Non Ilmiah
1.      Dongeng
Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.
2.      Cerpen
Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
3.      Novel
Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.
4.      Drama
Suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.
5.      Roman
Sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.

          3.     Metode Ilmiah
a.      Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. 

b.      Ciri – Ciri Metode Ilmiah
1.      Bersifat Kritis, Analistis
Metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
2.      Bersifat Logis
Dapat  memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti – bukti yang tersedia.
3.      Bersifat Obyektif
Dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
4.      Bersifat Konseptual
Proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
5.      Bersifat Empiris
Metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

c.      Tujuan Mempelajari Metode Ilmiah
1.   Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2.      Untuk mengorganisasikan fakta.
3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
4.   Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.

d.      Langkah - Langkah Metode Ilmiah
1.      Menemukan dan merumuskan masalah
2.      Mengumpulkan informasi
3.      Menyusun hipotesis ataudugaan sementara
4.      Melakukan percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis
5.      Mengolah hasil percobaan
6.      Membuat kesimpulan
7.      Mengomunikasikan hasil penelitian pada khalayak

e.      Sikap Ilmiah 
Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah. Orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah akan terbentuk sikap alamiah yang antara lain adalah :
1.      Jujur ( Wjaib melaporkan hasil pengamatan secara objektif )
2.      Terbuka ( Terbuka menerima pendapat orang lain )
3.      Toleran ( Tidak akan memaksakan pendapatnya kepada orang lain )
4.      Skeptis ( Tidak akan menerima suatu kesimpulan tanpa didukung bukti kuat )
5.      Optimis ( Berpengharapan baik )
6.      Pemberani ( Berani melawan hal-hal yang akan menghambat kemajuan )
7.      Kreatif ( mampu menghasilkan trobosan dan kreasi demi kemajuan )

Referensi Sumber :


Nama   : Anne Rahma Safitri
Kelas    : 3EB12
NPM    : 20212947

TUGAS 1 (Softskill) " BAHASA INDONESIA 2 "

PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF

A.  PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Penalaran adalah proses berfikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan penalaran deduktif. Perbedaan dasar diantara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progesi secara logis dari bukti – bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus sementara dengan induktif, dinamika logisnya justru sebaliknya dari bukti – bukti khusus kepada kebenaran atau kesimpulan yang umum.
Menurut tim balai pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengertian diantaranya:
1.      Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2.      Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan atau pengalman
3.      Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.

         1.     Penalaran Induktif
a.      Pengertian Penalaran Induktif
Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Penalaran induktif :
Khusus
Khusus            Umum
Khusus

b.      Macam - Macam Penalaran Induktif
Ada 3 jenis penalaran induksi :
1.      Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki
Contoh generalisasi :
ü     Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
ü     Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Macam – macam generalisasi :
Ø  Generalisasi Sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.

Ø  Generalisasi Tidak Sempurna
Generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.

2.      AnalogiAnalogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya. Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis. Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh analogi:
ü     Nina adalah lulusan Akademi Amanah.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan Akademi Amanah.
Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

3.      Hubungan Akibat Sebab
Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh hubungan sebab akibat :
ü     Kemarin Badu tidak masuk kantor.
Hari ini pun tidak.
Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat.
Karena itu, pasti Badu sedang sakit

c.      Ciri – Ciri Paragraf Berpola Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa – peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan umum. Apabila di identifikasi secara terperinci, paragraph berpola induktif memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.      Letak kalimat utama di akhir paragraph
2.      Diawali dengan uraian / penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum
3.      Paragraph induktif diakhiri dengan kesimpulan
Contoh :
Tidak sedikit para pelajar yang memiliki penyakit malas membaca. Banyak ilmu yang tidak tergali oleh mereka. Mereka hanya mengandalkan peran guru dalam menerima ilmu. Kondisi tersebut sungguh memprihatinkan. Minat baca buku di kalangan pelajar masih rendah. Berdasarkan paragraph tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut.

d.      Contoh Induktif
Ø  Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Ø  Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Ø  Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
     Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

         2.     Penalaran Deduktif
a.      Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Penalaran deduktif :
Umum
Umum             Khusus
Umum

b.      Macam - Macam Penalaran Deduktif
1.      Silogisme
Suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh silogisme :
Ø  Semua manusia akan mati
Ø  Amin adalah manusia
Ø  Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)

2.      Entimen
Penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh entimen :
Ø  Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Ø  Pada malam hari tidak ada matahari
Ø  Jadi, pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

c.      Ciri – Ciri Paragraf Berpola Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa – peristiwa yang sifatnya umum menuju pernyataan khusus. Apabila di identifikasi secara terperinci, paragraph berpola deduktif memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.      Letak kalimat utama di awal paragraf
2.      Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus
3.      Diakhiri dengan penjelasan
Contoh :
Setiap individu bersifat unik. Artinya, ia memiliki perbedaan dengan yang lain. Perbedaan itu bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola berpikir, dan cara merespons atau mempelajari hal yang baru. Dalam hal ini, misalnya dalam menyerap pelajaran, ada individu yang cepat dan ada yang lambat.

d.      Contoh Deduktif
Ø  Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Ø  DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi